PEPTIDA BIOAKTIF : ANTIMIKROBA, ANTIKANKER, ANTIHIPERTENSI, ANTIDIABETIK
Pidato ilmiah oleh Prof. Tri Joko Raharjo, S.Si., Ph.D. berjudul
"Peptida Bioaktif sebagai Sumber Alternatif dalam Pengembangan Senyawa Obat Baru" membahas peptida bioaktif
sebagai
alternatif dalam pengembangan senyawa obat baru. Topik ini didasari penelitian di laboratorium kimia organik
dan pusat studi bioteknologi UGM (Universitas Gadjah Mada).
Peptida Bioaktif
Peptida adalah molekul yang terbentuk dari kondensasi (Perubahan wujud dari gas menjadi cair) asam amino.
Mereka memiliki aktivitas biologis yang beragam dan berpotensi sebagai obat karena sifat endogennya yang
membuatnya
lebih aman dibandingkan obat kimia sintetis.
Keunikan Peptida
- Struktur: Peptida terdiri dari rantai pendek asam amino, biasanya di bawah 40 residu
asam amino.
- Kombinasi Struktur: Kombinasi dari 20 asam amino menghasilkan struktur yang sangat
beragam.
- Interaksi dengan Reseptor: Peptida berinteraksi dengan reseptor dalam sel, berpotensi
untuk aplikasi terapeutik.
Sumber Peptida Bioaktif
- Biosintesis Non-ribosomal: Proses ini menghasilkan peptida dengan modifikasi kimia,
contohnya antibiotik seperti gramicidin dan bacitracin.
- Hidrolisat Enzimatik: Proses hidrolisis protein makanan menghasilkan peptida yang punya
berbagai bioaktivitas seperti antikanker, antimikroba, dan sebagainya.
Sumber Peptida
- Bakteri dan Jamur: Misalnya, penisilin.
- Protein Makanan: Hidrolisis protein susu, ikan, dan tanaman menghasilkan peptida
bioaktif.
- Protein Toksik: Misalnya, bisa ular digunakan untuk mendapatkan peptida antikanker yang
lebih selektif.
Aktivitas Peptida Bioaktif
Berdasarkan sebuah studi didukung oleh National Research Foundation of Korea yang dilakukan oleh
Il Sup Kim, Woong-Suk Yang dan Cheorl-Ho Kim, Peptida Bioaktif memiliki beberapa manfaat
untuk tubuh kita, diantaranya;
Antimikroba
Peptida antimikrobia (AMP) melawan bakteri, jamur, dan virus dengan cara
mengganggu membran mikroba atau menghambat enzim dalam sel.
Peptida dari kedelai menunjukkan aktivitas antimikroba dan antivirus, termasuk kemampuan untuk melawan berbagai
mikroorganisme berbahaya dan menghambat infeksi virus
seperti
SARS-CoV-2.
Antikanker
Konsumsi senyawa bioaktif dalam kacang kedelai, seperti isoflavon dan lunasin, menunjukkan potensi signifikan
dalam menekan pertumbuhan sel kanker melalui mekanisme penghambatan jalur pertumbuhan sel kanker dan peningkatan
ekspresi regulator tumor.
Antihipertensi
Protein kedelai mengandung peptida bioaktif yang dapat menghambat enzim pengatur tekanan darah
(ACE),
sehingga
membantu menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi.
Peptida ini bekerja dengan mengurangi
kekakuan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah dalam berbagai model penelitian, terutama setelah melalui
proses fermentasi atau hidrolisis.
Antidiabetik
Peptida bioaktif dari kedelai dapat membantu mengatur kadar gula darah dan meningkatkan
sensitivitas insulin, sehingga bermanfaat untuk pengelolaan diabetes tipe II.
Peptida bioaktif bekerja dengan
menghambat enzim yang memengaruhi kadar gula darah serta meningkatkan penyerapan glukosa di otot dan
hati.
Lebih banyak aktifitas peptida bioaktif yaitu perlindungan syaraf, anti-inflamasi, imunoregulasi, anti-aterosklerosis dan antioksidan.
Tantangan dan Prospek Produksi Peptida
- Sintesis Kimia: Metode ini mahal dan kompleks karena memerlukan tahapan kondensasi dan
proteksi gugus fungsi.
- Teknologi DNA Rekombinan: Potensi untuk produksi skala besar, namun aplikasi oral masih
menjadi tantangan karena peptida mudah dihidrolisis sebelum mencapai target.
(Sumber:
Naskah-Pidato-Prof.-Tri-Joko-Rahardjo,
National Library of Medicine: beneficial-effects-of-soybean-bioactive-peptides)