NOBEL KIMIA 2018: PHAGE DISPLAY PEPTIDA DAN ANTIBODI
Bacteriophage
(bakteriofag atau fag) adalah virus yang sangat stabil dan tidak berbahaya bagi manusia. Secara spesifik,
virus yang menginfeksi bakteri dalam tubuh manusia dan lingkungan.
Secara harfiah, bakteriofag artinya ‘pemakan bakteri’.
Awalnya digunakan untuk terapi infeksi bakteri, kini teknologi “Phage Display” memungkinkan fag
menjadi alat
penting dalam bioteknologi, seperti biosensing dan pengembangan obat antibodi.
Teknologi ini telah mengubah
biokimia modern, sehingga Nobel Kimia 2018 diberikan kepada George P. Smith dan Sir Gregory P. Winter untuk
penemuan ini.
Pengembangan Phage Display
Phage display adalah terobosan besar yang dikembangkan George P. Smith, memungkinkan protein direkayasa dengan
informasi genetiknya. Teknologi ini memungkinkan seleksi protein yang efektif dalam mikrobiologi.
Pada tahun
1985, Smith menunjukkan bahwa DNA asing dapat dimasukkan dalam protein fag sehingga terlihat di permukaannya.
Fag ini bisa diperkaya diperkirakan sampai 1500 kali dan diseleksi untuk aplikasi bioteknologi.
Phage Display Peptida
Pada tahun 1988, Smith dan Stephen F. Parmley, siswa PhD
(Doctor of Philosophy)nya berhasil meningkatkan
teknologi Phage Display
dengan memindahkan situs kloning DNA asing ke protein pIII, sehingga menghasilkan pIII yang
sepenuhnya fungsional.
Apa Itu Protein pIII dan Fungsinya?
Protein pIII adalah protein penutup (coat protein) yang berfungsi untuk mengikat reseptor pada bakteri, dalam
teknologi
Phage Display digunakan untuk menampilkan
peptida atau protein asing di permukaannya.
Modifikasi ini sangat penting untuk pemurnian fag target dari perpustakaan
klon besar menggunakan metode
biopanning.
Pada 1990-an, teknologi ini digunakan untuk
mengidentifikasi
epitop antibodi dengan membuat
koleksi besar berbagai variasi peptida pada permukaan fag, yang digunakan untuk pengembangan antibodi
terapeutik.
Phage Display Antibodi
Phage Display Antibodi adalah teknik yang memungkinkan penampilan fragmen antibodi pada permukaan fag
untuk menemukan antibodi dengan kecenderungan tinggi terhadap target spesifik.
Winter dan timnya berhasil mengembangkan teknik ini dengan menampilkan fragmen
scFv
dan Fab antibodi pada fag, yang memungkinkan pemilihan antibodi
spesifik melalui
Kromatografi Afinitas.
Selain itu, mereka juga berhasil mengidentifikasi antibodi dengan
kecenderungan tinggi dan mengganti bagian-bagian tertentu dari antibodi yang berasal dari tikus (murine) dengan
urutan dari antibodi manusia.
Dengan tujuan mengurangi reaksi imun terhadap antibodi tersebut saat digunakan pada manusia. Yang kemudian
menghasilkan antibodi terapeutik untuk penyakit autoimun, dan menjadi obat terlaris dunia pada tahun
2017.
Prospek
Phage Display telah berkembang pesat dan kini menjadi alat yang sangat kuat, dengan aplikasi luas di bidang
terapi imun dan pengembangan vaksin.
Teknologi ini telah menghasilkan banyak antibodi terapeutik yang telah disetujui dan banyak yang sedang dalam uji klinis.
Kemajuan teknologi ini terus berlanjut dengan penemuan baru
yang memperluas aplikasinya, dan diperkirakan akan menghasilkan produk-produk
biofarmasi
baru di masa depan.
(Sumber:
linkspringer.com: the-2018-nobel-prize-in-chemistry)